Setelah satu bulan berlalu, ternyata bulu-bulu burung bangau memang berubah menjadi putih, indah, dan bersinar. Hal tersebut menjadikan burung bangau sangat sombong, dan ingin memiliki bulu indah itu untuk selamanya. Dengan kata lain, burung bangau tak berniat mengembalikan bubuk itu pada burung gagak. Ahirnya burung bangau menyusun siasat. Tepat setelah satu bulan, burung gagak dating menemui burung bangau untuk mengambil bubuk itu. Ketika mendengar suara burung gagak yang ada di luar, burung bangau menyuruh gagak untuk menunggunya sebentar di luar. Sementara burung bangau tengah menjalankan siasat liciknya, di membuat sebuah bubuk dari arang. Dia tak ingin ada yang mampu menyaingi ke indahan bulunya, termasuk sahabatnya sendiri si burung gagak. Tepat ketika si burung gagak tengah lengah menunggu burung bangau di luar, tiba-tiba burung bangau keluar lalu menyiramkan bubuk arang ke seluruh bulu burung gagak. Dengan nada angkuh si burung bangau berkata “ Hahira.. dasar hewan bodoh. Sekarang hanya aku yang akan menjadi hewan yang berbulu paling cantik sedunia. Bubuk ini akan ku bawa, tak akan ku kembalikan. Sekarang lihat bulu mu, kau menjadi hewan yang buruk rupa. Hahahaha..”. kata burung bangau sambil terbang jauh meninggalkan burung gagak yang terkejut dan tak menduga perbuatan sahabtnya itu.
Mendengar kisah dari burung gagak, si kancil merasa iba. Lalu dia berusaha member semangat pada burung gagak..’ Sudahlah kawan.. sahabat seperti itu sudah tak bisa lagi kau percaya. Lupakan saja.. tak usah bersedih. Mungkin, kini bulu mu tak akan bisa seindah dulu. Akan tetapi, kita di nilai dari hati dan perbuatan kita, bukan dari bentuk fisik kita. Contohnya aku, aku berbadan kecil. Tapi aku tetap memiliki banyak teman karena meski aku tak kuat, tapi aku tetap berusaha menolong kawan-kawan ku yang di rundung kesusahan dengan cara ku sendiri. ( baca dongeng terlengkap di http://dongengterbaru.blogspot.com ) Sudahlah.. tak usah bersedih. Kelak, si bangau yang licik itu akan mendapat balasanya sendiri. Kau tak usah hawatir, karena tuhan maha adil. Seburuk apapun warna mu, kau tetap gagak sahabat ku yang selalu baik hati dan suka menolong, sama seperti dulu”. Mendengar kata-kata si kancil, burung gagak menjadi sangat lega. Hatinya merasa terhibur dan kini dia buang semua kesedihanya. Kancil memang benar. Seseorang itu tak di nilai dari bentuk mereka, tapi lebih dari apa yang mampu mereka lakukan untuk sesama. Dan pada kisah yang lain, si burung bangau akan menerima akibat dari sifat liciknya.
Komentar
Posting Komentar
Nama ::
Request LOKER ::