Di makanya dengan lahap, rasanya sungguh nikmat di temani segelas anggur ke sukaanya. Setelah semua habis, diakembali menengok ke jendela.
“Belum datang juga? Hmm.. mungkin memang benar mereka tak akan pulang malam ini. Sayang masih ada sisa satu ayam jika di sia-sia kan. Lebih baik aku makan sekalian dari pada terbuang percuma”. Kata tukang masak itu sambil kembali memakan ayam yang satunya dengan lahap. Tapi ketika dia sudah hampir selesai makan, tiba-tiba dia mendengar sura tuanya berteriak dari luar.
“hai..! tamunya sudah datang. Siapkan masakan mu. Aku akan mengasah pisau untuk mengiris ayam panggang itu. Nanti jika tamu iotu mengetuk pintu, bukakan pintu untuknya”. Kata tuanya.
“Baik tuan”. Jawab tukang masak itu.
Ketika sang majikan sedang asik mengasah pisau makan di meja, tamu yang di tunggu-tunggu datang mengetuk pintu. Si tukang masak datang untuk membukakan pintu tersebut.
“Sssssttttt...!! Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini, kalu tidak kamu nanti bisa celaka. Kamu tahu kenapa tuan ku menyuruh mu ke sini? Dia menginginkan telinga mu. Dengarlah, dia di belakang sudah bersiap-siap mengasah pisaunya”. Kata tukang masak itu sambil berbisik. Tamu itu pun mendengarkan, dan benar.. dia mendengar suara sii majikan yang sednag mengasah pisau. Dan tamu itu pun lari terbirit-birit karena mengira apa yang di katakan tukang masak itu benar.
Lalu tukang masak itu pergi menghadap tuanya dan berkata” Tuan, tamu tuan telah pergi membawa sesuatu dari rumh ini”. Katanya.
“Apa maksud mu? Apa yang dia bawa?”. Tanya tuanya.
“Dia membawa dua buah ayam panggang yang telah saya masak tuan..”. Jawab tukang masak itu.
“Sungguh perbuatan yang tidak sopan.. apakah dia tidak menyisakan satu untuk ku? Aku akan coba mengejarnya dan meminta satu ayam, karena aku juga sangat lapar..”. kata tuanya sambil langsung berlari keluar.
Tapi secra tak sadar, pisau yang di asahnya masih terbawa fdi tanganya. Majikan itu berlari sambil berteriak-teriak.. “Hai.. aku hanya minta satu.. aku hanya ingin satu saja.. berhenti.. !”. teriaknya.
Tapi si tamu malah berlari semakin kencang, karena dia mengira.. si majikan menginginkan satu telinganya. Padahal yang si majikan maksud adalah satu ayam yang di kira tamu itu bawa. Dan si tukang masak hanya bisa tertawa puas melihat tipu muslihatnya berhasil.
Hikmah yang dapat kita petik adalah, jangan mudah percaya pada sesuatu hal sebelum kamu tahu sendiri kebenaranya. Karena belum tentu apa yang kamu lihat dan apa yang kamu dengar itu kenyataan yang sebenarnya. dan kecerdasan yang di miliki, seharusnya di gunakan untuk hal-hal baik yang berguna bagi norang lain. Dan bukan untuk ke untungan diri sendiri..
Story by: Muhammad Rifai
Komentar
Posting Komentar
Nama ::
Request LOKER ::