Akhirnya, pak karsa mengikuti kata hatinya. Rasa ibanya pada sesama mahluk hidup mendorongnya untuk kembali. Dia memberanikan diri mengambil semua resiko dan kemungkinan yang menantinya demi menyelamatkan 3 anak harimau itu.
"Perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula". Kata pak karsa dalam hati untuk menghilangkan rasa ragunya. Pak karsapun terjun ke dalam lubang dan mengeluarkan anak harimau satu persatu. Petani yang ikhlas ini dengan sangat hati-hati mengangkat anak harimau itu dan meletakanya di pinggir lubang. Hingga akhirnya dia mengeluarkan anak harimau yang ke tiga.
Tapi ketika anak harimau terahir telah di keluarkanya, tiba-tiba pak karsa mendengar suara auman yang sangat keras. Di lihatnya induk harimau telah berada di pinggir lubang itu, sedang pak karsa masih ada di dalam lubang.
Tentu saja petani yang baik hati itu di buat terkejut. Wajahnya pucat pasi karena menahan rasa takut yang teramat sangat. Hal tersebut dapat di maklumi. Karena posisi pak karsa tersudut dalam lubang tanpa bisa lari kemana-mana.
Akhirnya, pak karsa pun pasrah pada nasib. Dia sudah siap menerima nasib apapun yang akan menimpanya. Tapi pak karsa berkata pada harimau itu..
"Hai harimau.. Aku tak bermaksut jahat. Aku hanya berusaha menolong anak mu agar tak tenggelam dalam lubang ini. Lalu, apakah kau akan membalas niat baik ku dengan memakan ku?". Tanya pak karsa.
Mendengar kata-kata pak karsa, harimau itu hanya terdiam. Dia menatap pak karsa seolah memiliki arti lain. Tak lama kemudian, harimau itu membawa anaknya pergi meninggalkan pak karsa tanpa melukainya. Konon kabarnya, harimau dan petani itu menjadi sahabat baik. Bahkan harimau itu sering menemani pak karsa di sawah untuk menjaganya dari serangan hewan-hewan buas di hutan. Bahkan harimau itu juga membantu menjaga sawah pak karsa dari gangguang gerombolan babi hutan sebagai balas budi telah menyelamatkan nyawa anak-anaknya.
TAMAT
Nah para pembaca yang budiman. Dari kisah di atas banyak pelajaran yang dapat kita petik. Jika seekor hewan buas seperti harimau saja tau caranya membalas budi, apa lagi kita yang hidup sebagai manusia? Harusnya kita bisa lebih baik lagi. Karena tiap perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula.
Sebenarnya saya dulu sudah pernah menulis kisah ini. Murni saya karang dari inspirasi saya sendiri pada blog saya yang dulu. Tapi cerita ini di copy paste oleh blog rumahdongeng, dengan mencantumkan anonymous sebagai penulisnya. Jujur saya agak kecewa. Karena karya saya di copy begitu saja. Ibarat inspirasi saya yang di curi. Tapi biarlah, mau bagaimana lagi? Dunia blogging kadang memang kejam. Saling curi dan mengambil hak paten dari karya orang lain.
Karena itu, saya kembali menulis kisah ini dengan cerita dan alur yang berbeda, meski inti ceritanya sama. Semoga dapat bermanfa'a
Tapi ketika anak harimau terahir telah di keluarkanya, tiba-tiba pak karsa mendengar suara auman yang sangat keras. Di lihatnya induk harimau telah berada di pinggir lubang itu, sedang pak karsa masih ada di dalam lubang.
Tentu saja petani yang baik hati itu di buat terkejut. Wajahnya pucat pasi karena menahan rasa takut yang teramat sangat. Hal tersebut dapat di maklumi. Karena posisi pak karsa tersudut dalam lubang tanpa bisa lari kemana-mana.
Akhirnya, pak karsa pun pasrah pada nasib. Dia sudah siap menerima nasib apapun yang akan menimpanya. Tapi pak karsa berkata pada harimau itu..
"Hai harimau.. Aku tak bermaksut jahat. Aku hanya berusaha menolong anak mu agar tak tenggelam dalam lubang ini. Lalu, apakah kau akan membalas niat baik ku dengan memakan ku?". Tanya pak karsa.
Mendengar kata-kata pak karsa, harimau itu hanya terdiam. Dia menatap pak karsa seolah memiliki arti lain. Tak lama kemudian, harimau itu membawa anaknya pergi meninggalkan pak karsa tanpa melukainya. Konon kabarnya, harimau dan petani itu menjadi sahabat baik. Bahkan harimau itu sering menemani pak karsa di sawah untuk menjaganya dari serangan hewan-hewan buas di hutan. Bahkan harimau itu juga membantu menjaga sawah pak karsa dari gangguang gerombolan babi hutan sebagai balas budi telah menyelamatkan nyawa anak-anaknya.
TAMAT
Nah para pembaca yang budiman. Dari kisah di atas banyak pelajaran yang dapat kita petik. Jika seekor hewan buas seperti harimau saja tau caranya membalas budi, apa lagi kita yang hidup sebagai manusia? Harusnya kita bisa lebih baik lagi. Karena tiap perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula.
Sebenarnya saya dulu sudah pernah menulis kisah ini. Murni saya karang dari inspirasi saya sendiri pada blog saya yang dulu. Tapi cerita ini di copy paste oleh blog rumahdongeng, dengan mencantumkan anonymous sebagai penulisnya. Jujur saya agak kecewa. Karena karya saya di copy begitu saja. Ibarat inspirasi saya yang di curi. Tapi biarlah, mau bagaimana lagi? Dunia blogging kadang memang kejam. Saling curi dan mengambil hak paten dari karya orang lain.
Karena itu, saya kembali menulis kisah ini dengan cerita dan alur yang berbeda, meski inti ceritanya sama. Semoga dapat bermanfa'a
Komentar
Posting Komentar
Nama ::
Request LOKER ::