Team Packing


 Akhirnya, rakyat seluruh negeri menyisihkan perhiasan terbaik mereka. Semua perhiasan itu nantinya akan dilebur untuk membuat kalung yang cukup cantik. Pandai emas terbaik diseluruh negeri, diserahi tugas untuk membuat kalung tersebut. Hingga terciptalah sebuah kalung yang sangat cantik, bertahtakan batu permata warna-warni yang berkilau.


Acara ulang tahun diadakan di istana dengan persiapan yang cukup megah. Panggung besar dibuat di depan istana dengan dekorasi yang meriah. Rakyat berbondong-bondong berkumpul untuk mengucapkan selamat pada sang puteri yang mereka cintai.

Akhirnya, sang raja, ratu, dan puteri datang dan naik ke atas mimbar, disambut sorak sorai para rakyat yang berbahagia. Hingga tibalah dimana kalung permata yang dipersembahkan oleh rakyat seluruh negeri diserahkan. Mereka berharap sang puteri akan merasa senang.

Namun ketika sang raja membuka kotak dan menyerahkan kalung itu, sang puteri hanya mengerutkan dahi. Tidak sedikitpun tampak raut senang di wajahnya. Melihat tingkah laku puterinya, sang raja menjadi malu. Lalu raja berkata..'' Terimalah dan pakailah kalung itu. Itu wujud cinta seluruh rakyat pada mu. Hargailah jerih payah mereka''. Namun jawaban sang puteri justru mengejutkan. Dengan terang-terangan dia menolak, bahkan mengejek kalung itu. ''Ah.. kalung apa itu? Jelek sekali. Warnanya sangat kampungan''.

Melihat tingkah laku puterinya yang sudah di luar batas, sang raja menjadi sangat sedih dan malu. Akhirnya sang raja mulai menangis. Melihat rajanya menangis, rakyat yang melihatnya ikut bersedih, dan ahirnya ikut menangis. Konon katanya, mereka semua menangis terus menerus hingga istana tergenang oleh air mata mereka. Dan tiba-tiba, dari dalam tanah juga ikut memancar air yang sangat deras, hingga istana dan seluruh negeri tenggelam di dasarnya. Dan kini, tempat itu berubah menjadi Telaga Warna. Karena pada waktu-waktu tertentu, air di telaga itu bisa berubah warnanya. Dan menurut legenda, itu adalah pancaran warna dari kalung Puteri Gilang Rukmini yang berada di dasar telaga.

Komentar