Staff Account Executive


 “Kau mau minta bukti? Beberapa hari yang lalu, akau juga pernah memakan singa seperti mu karena dia bersikap kurang ajar di hutan ini. Kepalanya masih aku simpan di sebuah lubang di pinggir sungai sebagai peringatan bagi hewan-hewan lain agar tak macam-macam dengan kancil si raja hutan. Jika kau mau bukti, kau bisa ikut aku. Tapi setelah sampai sana kau jangan menyesal, karena semua yang tahu rahasia ku akan ku makan.. “. Kata si kancil. Tapi meski sudah mulai di liputi rasa takut, ke angkuhan si singa memaksanya untuk terus maju. “ Baiklah.. siapa takut. Tapi jika ternyata kau menipu ku, kalian berdua yang akan jadi sarapan ku”. Kata si singa. Mendengar gertakan si singa, si tikus menjadi sedikit hawatir. Tapi kancil mengedipkan mata padanya tanda agar si tikus mau percaya pada semua rencananya.


Akhirnya, kancil, tikus, dan singa berjalan menuju tepi sungai di tengah hutan. Mereka menuju sebuah lubang di pinggir sungai, lubang itu agak dalam dan gelap. Hanya pantulan cahaya matahari yang membuat air yang sangat bening di dalam lubang itu menjadi berkilau bagai cermin. “ Nah sudah sampai.. sekarang kau singa.. tengok sendiri ke dalam lubang itu. Di dalam lubang itu kemarin aku menyimpan kepala singa yang telah aku santap. Rasanya sungguh lezat, dan aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan jika ada singa lain yang bisa aku makan lagi’. Kata si kancil. Dengan perasaan mulai ragu dan takut, singa pun memberanikan diri untuk melihat ke dalam lubang. Rasa takutnya membuatnya tak berani melihat secara jelas. dia hanya berusaha mengintip saja. Tapi betapa terkejutnya dia ketika melihat di dalam lubang itu benar-benar ada kepala singa. Tanpa menunggu aba-aba, singa itu langsung lari terbirit-birit ketakutan. Karena dia tak ingin di makan oleh si kancil seperti singa yang ada di dalam lubang itu.

Melihat hal itu, kancil dan tikus hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Mereka puas karena siasat mereka mampu mengelabui si singa yang cukup sombong itu. Sebenarnya, di dalam lubang itu tidak ada apapun selain air yang cukup bening sehingga mampuberfungsi seperti kaca. Karena singa hanya mengintip, dia tak menyadari bahwa kepala singa yang ada di dalam lubang adalah pantulan bayanganya sendiri. Dan sekali lagi, si kancil yang cerdik telah berhasil menyelamatkan temanya. Meski dia harus berpura-pura menjadi raja hutan, bisa jadi si kancil adalah raja hutan yang sebenarnya. Bukan karena kekuatanya, tapi karena kecerdikan dan sifatnya yang suka menolong sesama.

Komentar