Loker Toko BebMart

Kemarahan beliau semakin menjadi-jadi tatkala melihat pejabat Tuban yang menarik pajak kepada rakyat miskin. Rakyat di Tuban telah mengalami penderitaan akibat dari kemarau yang panjang ditambah lagi harus membayar pajak, tentu saja rakyat akan semakin menderita. Telebih pajak yang ditarik kadang tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Maka dari itu rakyat sungguh sengsara.
Raden Said) terkenal dengan mudah bergaulnya, walaupun beliau anak dari Adipati Tuban namun beliau lebih suka berhgaul dengan rakyat yang biasa. Beliau berteman dengan masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari yang miskin hingga yang kaya. Dengan mudah bergaulnya tersebut Raden Said menjadi tahu keadaan rakyat Tuban yang sebenarnya.

Raden Said telah menyampaikan niatnya untuk mengurangi penderitaan rakyat Tuban kepada ayahnya. Namun apa daya ayahnya tidak bisa berbuat banyak. Raden said pun bisa memaklumi keadaan tersebut, karena Adipati berada di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit yang mengharuskan rakyat membayar pajak. Dengan keadaan tersebut Raden Said berinisiatif untuk keluar rumah di malam hari, dan meninggalkan membaca ayat suci Al-Qur’an yang telah dilakukannya di malam-malam sebelumnya.

Beliau melakukan pencurian hasil bumi yang berada di gudang kadipaten. Pajak bumi tersebut merupakan pajak yang diberikan oleh rakyat. Hasil curian tersebut lalu dibagikan kepada rakyat tidak mampu secara tersembunyi. Lama kelamaan tindakan tersebut diketahui oleh ayahnya sendiri, lalu beliau di hokum cambuk sebanyak 200 kali di tangannya dan di kurung selama beberapa hari di kamarnya.
Setelah hukuman selesai Sunan Kalijaga (Raden Said) benar-benar keluar dari kadipaten dan tidak kembali lagi, hal ini membuat cemas keluarganya. Beliau masih melakukan pencurian dengan menggunakan pakaian serba hitam dan mengenakan topeng. Sasaran yang beliau curi adalah kaum bangsawan yang pelit dan tidak mau bersedekah kepada rakyat kecil. Hasil curiannya tentu sasa dibagikan kepada rakyat miskin. Suatu hari beliau dijebak oleh orang yang membencinya dengan menyamar berpakaian seperti dirinya. Beliau di fitnah telah memperkosa seorang anak.

Dari kejadian tersebut ayahnya menjadi marah dan mengusirnya dari Kadipaten Tuban. Beliau tidak boleh pulang sebelum dapat menggetarkan dinding istana dengan suara merdu lantunan ayat Al-Qur’an yang selama ini sering dibaca di malam hari. Dewi Rasawulan tidak percaya dengan fitnah tersebut ia merasa iba dengan kakaknya tersebut. Dewi Rasawulan pun berinisiatif untuk pergi mencari kakaknya dan membujuknya kembali pulang ke kadipaten.

 

Komentar