Loker Soto SSb klaten dan solo


 
Sunan Kalijaga (Raden Said) melakukan perjalanan yang tidak pasti arah dan tujuannya hingga sampailah di hutan jatiwangi. Disana beliau menjadi pencuri yang budiman, yaitu dengan mencuri harta orang kaya yang pelit dan dibagikannya kepada masyarakat yang tidak mampu. Suatu hari beliau bertemu dengan seorang kakek tua yang mengenakan jubah putih sambil membawa tongkat yang gagangnya berkilauan. Orang tersebutlah yang berhasil menyadarkan Sunan Kalijaga (Raden Said) bahwa cara yang dilakukannya untuk menolong orang tidak mampu merupakan cara yang salah. Orang tersebut mengumpamakan perilaku Raden Said bagaikan mencuci baju dengan air kencing.
Dari situlah Raden Said ingin menjadi murid dari kakek tua tersebut. Namun ada syarat yang harus dipenuhi yaitu dengan menunggui tongkat yang telah ditancapkan di tanah sampai kakek tua datang. Ujian tersebut mampu dijalani oleh Raden said selama tiga tahun beliau bersemedi di tempat tersebut. Setelah ujian berhasil raden Said dibersihkan tubuhnya dan diberi pakaian yang bersih, kemudian beliau di bawa ke Tuban. Mengapa demikian? Karena kakek tua berjubah putih itu adalah Sunan Bonang.

Dengan Sunan Bonang, beliau mulai menimba ilmu mengenai pelajaran agama. Gelar Sunan Kalijaga didapatkannya karena beliau pernah menunggui sungai selama bertahun-tahun. Dalam bahasa jawa kali berarti sungai dan jaga berarti menjaga.

Setelah bertahun-tahun ibu Raden Said mengetahui kabar bahwa anaknya tidak bersalah dan ia merasa menyesal telah mengusir anaknya. Untuk mengobati rasa rindu dari ibunya, Sunan Kalijaga (Raden Said) mengerahkan ilmu tingginya untuk melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dari kejauhan dan nantinya suara tersebut di kirim ke Kadipaten Tuban. Suara merdu dari Raden Said mampu menggetarkan dinding istana dan siapa saja yang mendengarnya.

Sunan Kalijaga (Raden Said) memutuskan untuk mengembara sembari berdakwah menyebarkan agama Islam dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Kearifan dan kebijaksanaan dalam berdakwah yang dimiliki Raden Said mampu menjadikannya sebagai Guru Suci se-tanah jawa. Saat usia senjanya beliau memilih Kadilangu, Demak sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.

Komentar