Namun, air laut menjadi bosan dan letih, karena setiap hari yang ia lihat hanyalah air. Sejauh mata memandang hanya ada air, jika ia membentuk ombak dan mengalir ke pantai, dengan cepat akan terdorong kembali lagi ke lautan.
Sesekali ia melihat ke atas, ada awan yang tampak bergumpal-gumpal dan bergerak indah seperti sedang menari. Pasti akan sangat menyenangkan menjadi awan karena ia bisa melihat dunia dari atas sana. Awan bisa melihat lautan luas, melihat hutan, melihat pedesaan. Aie atas dan menjadi awan. Di atas ia merasa senang. Ia bisa melihat burung-burung, ia juga bisa melihat pepohonan besar. Namun, awan yang berada di atas dan menggantung di sana kerap merasa bosan karena ia hanya bisa bergerak jika ada angin yang meniup dirinya. Saat siang hari, ia juga merasa kepanasan terkena sinar matahari yang terasa begitu dekat dengannya.
Awan pun ingin menjadi hujan, turun kembali ke bumi dan tinggal di bawah sana. Di bumi ia bisa berlindung di bawah pohon yang sejuk. Awan pun berdoa agar ia bisa menjadi hujan, dengan begitu ia bisa turun ke bumi dan menikmati bumi yang indah dari bawah sana.
Saat ia turun, hujan merasa kesakitan karena saat jatuh ia menabrak bebatuan hitam. Saat itulah ia sadar, betapa hebatnya dirinya ketika menjadi batu hitam yang keras dan kuat. Ia pun ingin kembali menjadi batu seperti dulu.
7. Beruang dan Ibunya
Seekor beruang kecil hidup di hutan dalam kondisi berbeda dengan beruang kebanyakan, ia terlahir dengan tubuh yang tidak sempurna.
Beruang kebanyakan memiliki dua tangan untuk mencakar dan dua kaki. Sementara anak beruang yang satu ini tidak memiliki telapak tangan, sehingga ia tidak bisa mencakar apa pun.
Sejak lahir hingga usianya menginjak remaja, beruang kecil selalu bersama ibunya. Ia selalu menerima ejekan dari beruang lain ataupun hewan hutan yang lain.
“Hai beruang tanpa tangan, bisakah sekali saja kulihat kau berjalan tanpa ibumu?” tanya anak harimau, ibu beruang memperingatkan anaknya untuk tidak menggubris ejekan hewan lain.
Ibu beruang khawatir jika anaknya sendiri, ia tidak akan bisa melindungi dirinya jika ada hewan yang ingin memangsa. Namun, beruang yang dikucilkan merasa sedih karena setiap hari ia harus mendengar ejekan teman-temannya.
Saat asik berjalan-jalan di hutan, beruang kecil menemukan sebilah pisau yang ditinggalkan seorang pemburu. Ia pun mengambil pisau itu dan meminta ibunya mengikatkan pisau itu pada tangannya. Dengan menggunakan akar pohon, pisau itu melekat kuat di tangan beruang.
Saat teman-temannya mengejek beruang, ia lalu menunjukkan pisau tajam yang berada di tangannya. Beruang juga menunjukkan dengan pisau itu ia dapat mencakar pohon di hadapannya, kulit pohon yang ia cakar tercabik-cabik. Hewan-hewan yang semula mengejeknya kini membisu, walaupun beruang tidak memiliki telapak tangan, ia merupakan beruang yang hebat.
“Maafkan kami, Beruang, tak seharusnya kami berlaku buruk padamu“ ujar anak harimau.
“Kau beruang yang hebat, maukah kau menjadi teman kami?” tanya anak singa.
“Kami semua memiliki kekurangan,” ujar anak serigala.
“Aku tidak membenci kalian semua, aku juga sudah menganggap kalian adalah teman-temanku. Namun. aku ingin selalu bersama Ibu agar kami dapat saling menjaga. Kita semua sama, memiliki kelebihan dan kekurangan. Aku mohon pada kalian, teman-temanku. Berhentilah menghina hewan lai
Komentar
Posting Komentar
Nama ::
Request LOKER ::