Pada suatu siang yang terik, sang matahari tak henti-henti memancarkan sinarnya. Sekuntum bunga terlihat kelelahan, ia sangat layu. Bunga hanya bisa menunggu sore, saat matahari tergelincir dan sinarnya tak lagi terik dan menyilaukan.
Saat itu suasana akan sejuk, hingga malam tiba dan matahari kembali di pagi hari. Saat itulah yang paling ditunggu-tunggu oleh bunga. Suasana yang sangat sejuk dan teduh.
Bunga terlihat sedikit lelah, karena beberapa ekor ulat bergelantung di dahan kecilnya dan bersembunyi di balik daun-daunnya. Membuat rantingnya menjuntai menahan berat ulat yang bertubuh gendut itu. Ulat itu menggerogoti sebagian daunnya yang berwarna hijau.
Bunga merasa sedih, ia tumbuh dengan menyerap air dan nutrisi menggunakan akarnya dari dalam tanah, ulat datang dengan kaki-kakinya yang melekat dan memakan satu per satu daun milik bunga.
Dari kejauhan ada seekor lebah hinggap di pohon yang jauh lebih besar dari bunga. Ia memperhatikan bunga yang sejak tadi kepanasan dan kelelahan, serta wajah kesalnya pada ulat yang menikmati daun-daun miliknya. Lebah pun tersentuh untuk mendekati bunga.
“Bunga, kau terlihat sangat lelah dan layu, mau aku bawakan sedikit air untuk menyiramimu?”
“Tidak perlu lebah, aku sudah terbiasa seperti ini, aku akan kembali segar saat matahari berada di ufuk barat.”
“Bunga, aku melihatmu sebagai sosok yang sangat hebat. Kau berdiri tegak walau tangkaimu tak begitu besar. Daun-daun segarmu dibiarkan dimakan ulat, padahal kau dengan susah payah mencari makanan dari dalam tanah. Mahkotamu yang indah membuat manusia menyukaimu dan dengan mudahnya mereka memetiknya dari tangkaimu,” kata lebah dengan penuh rasa bangga pada bunga.
“Hidupku yang tidak begitu lama ini ingin aku manfaatkan sebaik-baiknya untuk dapat berguna bagi makhluk lain. Aku sudah sangat bersyukur karena di dalam tanah tempatku berpijak, tersimpan begitu banyak makanan enak yang membuatku begitu cepat tumbuh besar. Aku juga berterima kasih pada matahari karena sinarnya telah membantuku dalam proses penyerapan makanan. Semua itu aku dapatkan dengan gratis.” Lebah mengangguk mendengar penjelasan bunga.
“Aku ingin sepanjang hidupku, dapat bermanfaat bagi semuanya. Kau tahu, Lebah? Di dalam kelopak bungaku terdapat sari bunga yang jika kau minum akan terasa manis dan kau pasti suka,” tambah bunga. Lebah merasa sedikit ragu, apakah bunga ingin menipu dirinya ataukah memang benar yang ia katakan.
“Cobalah, kupu-kupu melakukan itu dan mereka sangat suka karena rasanya yang enak dan manis.” Lebah pun menuruti yang dikatakan bunga.
Lebah yang ragu mencicipi sedikit sari bunga, matanya terbelalak seketika dan ia pun langsung meminum sari bunga yang ada di dalam kelopak bunga temannya itu. Bunga hanya tersenyum melihat lebah yang menyukai sari bunga miliknya.
“Kau bisa datang setiap hari ke sini. Aku akan membuatkanmu sari bunga paling manis. Namun, aku memintamu satu hal. Hidupku tidak akan lama, jadi sari-sari yang menempel pada tubuhmu itu tolong sebarkan pada bunga-bunga lain agar tumbuh bunga-bunga baru menggantikanku.” Lebah pun setuju.
Setelah menyerap sari bunga ia pun menyebarkan serbuk s
Komentar
Posting Komentar
Nama ::
Request LOKER ::