Crew Es Teh Saudagar

Sesudah kejadian tersebut Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa hingga suatu hari sang dewata memberikan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Lalu Sangkuriang berkelana ke berbagai tempat, akhirnya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian keduanya pun bertemu.

Sangku riang akhirnya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Ia pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi pun menerimanya. Pada saat sedang berdua Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menanyainya kepada Sangkuriang, Sang kuriang menjawab "ini bekas luka akibat dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya dulu".

Dayang Sumbi kaget  mendengar pernyataan tersebut. Ia memberi tahu sangkuriang bahwa dia adalah Ibunya namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat menikahinya. Dayang Sumbi mengajukan permintaan dia minta dibuatkan perahu layar dalam sehari tidak boleh lebih.  Sangkuriang menyanggupinya dan Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya. Dalam pembuatannya Sangkuriang mendapatkan bantuan dari jin hasil taklukannya dalam perantaunanya.



Karena bantuan dari jin perahu itu pun hampir selesai Dayang Sumbi memohon kepada Dewa. Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal, dan akhirnya berhasil jin yang membantu sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan sangkuriang sendirian. Karena kesal perahu itu ditendangnya dan terjatuh di atas gunung dan menyatu dengan gunung dan bernama Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang akhirnya mati karena terjatuh kedalam sungai Citarum.

Si Pitung dari Betawi

Di bawah ini adalah Cerita Rakyat Tentang seorang pahlawan pembela orang yang lemah dari Betawi.

Zaman penjajahan Belanda dahulu, hiduplah seorang pemuda yang gagah dan kuat yang bernama Pitung. Pitung sangat terkenal di seluruh daerah Betawi karena kesaktiannya yang konon tidak bisa dilukai oleh senjata jenis apapun. Di samping itu, dia juga terkenal dengan akhlak yang sangat baik. Si Pitung suka beribadah kepada Tuhan dan suka menolong orang-orang yang lemah.

Suatu hari, dia melihat menir Belanda menyiksa para warga desa. Menir itu memeras warga desa dengan meminta bayaran upeti yang mahal. Melihat kejadian ini, Si Pitung merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk menolong para warga desa. Lalu dia bertemu dengan orang yang memiliki keinginan yang sama dengan Si Pitung. Mereka adalah Rais dan Ji’i.



Lalu berangkatlah mereka ber-3 melaksanakan tujuannya tersebut. Mereka melawan para menir dan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Mereka juga merampok harta – harta mereka dan membagikannya kepada seluruh warga.

Kemudian semakin lama, Si Pitung dan kawan – kawannya semakin terkenal. Mereka terus melakukan aksinya untuk menolong orang – orang yang lemah. Para menir belanda merasa terusik dengan aksi Si Pitung dan kawan - kawannya, akhirnya mereka menyewa para ahli silat untuk mencari dan membunuh Si Pitung. Namun, semua itu sia – sia. Sipitung dan kawannya berhasil mengalahkan para jagoan silat itu dan merampas harta tuannya. Karena tidak kuat lagi melawan Si Pitung dan tem
 

Komentar