STAF TOKO di primafood


 Di luar sana, banyak lho yang nasibnya gak seberuntung kita tapi usahanya luar biasa dalam hidup. Uang memang penting, tapi proses mendapat uang itu juga penting. 

 

Mereka mau kerja keras dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit  dengan segala keterbatasan mereka. Apa gak malu kita sama orang-orang pekerja keras nan keren ini?

 

1. Mbah Soleh

Mbah Soleh, kakek 87 tahun asal Purworejo, Jawa Tengah, berhasil naik haji setelah menabung sedikit demi sedikit dari berkebun dan beternak selama 37 tahun! Hampir setengah usia hidupnya dimanfaatkan untuk meraih cita-cita yang didamba-dambakan itu.


 

Gak bisa dibayangkan berapa banyak pengorbanan Mbah Soleh selama 37 tahun itu. Tapi pengorbanan itu toh akhirnya terbayar dan membuat Mbah Soleh bahagia.

2. Pak Soleh

Lain Mbah Soleh, lain Pak Soleh. Soleh yang satu ini berumur 60 tahun, tapi tetap kuat narik ojek tiap hari. Bahkan dia harus menuju pangkalan di Stasiun Palmerah dari rumahnya di Depok untuk mencari pelangga

Namanya beredar luas di media sosial setelah jasanya dipakai seorang karyawati swasta. Diceritakan, Pak Soleh mengangkut penumpang dengan tarif seikhlasnya. Melihat ketulusan dan kerja keras Pak Soleh itu, karyawati tersebut memberikan ongkos Rp 150 ribu dan menyebar nomor teleponnya hingga sekarang banyak punya langganan.

3. Bagas hyu Setiyaningsih

Kira-kira mau gak kita bantu orang tua jualan mi ayam sambil kuliah? Bagas, mahasiswi keperawatan Universitas Gadjah Mada, gak malu bantu-bantu dagang mi ayam sewaktu masih SMA. Gadis asal Ngawi ini termasuk ulet karena gak ngeluh walau harus dagang setelah menempuh jarak 16 kilometer dari rumah-seko

Yang lebih keren, dia lulus dengan masuk lima besar dan dapat beasiswa di UGM. Bisa dibayangkan betapa bangganya orang tua Bagas melihat kerja keras anaknya berbuah keberhasilan.

 

4. Ibu-iu Desa Sidakangen

Di Sidakangen, Banjarnegara, Jawa Tengah, ibu-ibu dengan lincah dan kuat memecah batu bahan material properti untuk dijual. Pekerjaan ini lumrahnya dikerjakan bapak-bapak. Tapi, demi menjaga dapur terus mengepul, para ibu di desa ini gak keberatan ikut kerja di lapangan

Meski hana mendapat sekitar Rp 20 ribu per hari, setidaknya penghasilan keluarga bertambah. Ketimbang kerjanya cuma ngeluh sambil mengharap durian runtuh yang entah kapan datangnya.

5. Desi Priharyana

Berangkat sekolah naik sepeda dengan gerobak dagangan di sadel belakang dijalani Desi Priharyana tiap hari. Siswa SMK asal Sleman, Yogyakarta, ini jualan slondok sambil sekolah. Keripik dari singkong itu dijualnya seharga Rp 7.000 per bungkus dan tiap hari laku hingga 25 bungkus.

 



 

Desi gak malu dengan kawan-kawannya. Bahkan kawan dan gurunya yang jadi pelanggan setia slondok dagangannya. Dari aksi nyata itu, dia bisa membiayai sekolahnya dan adiknya! Mari tepuk tangan…

 

6. Sidik

Sidik, pria asal Cimuning, Bekasi, giat bekerja meski cacat sejak lahir. Bahkan kekurangan itu gak menghalanginya mendapatkan pendamping hidup

 

Dia memproduksi sendiri kerupuk singkong, bahkan dagangannya tembus sampai luar negeri. Yang lebih hebat, dia bisa mempekerjakan puluhan kawannya yang juga cacat, sehingga bisa sama-sama maju.

7. Ariawan

Pemuda asal Timika, Papua, ini mengejar mimpi jadi orang sukses dari nol. Dia punya prinsip zero cost for education. Artinya, gak pakai ongkos dari orang tua buat pendidikan. Dia sukses menerapkan prinsip itu.

Sambil sekolah sampai kuliah, dia nyambi kerja. Bahkan sampai numpang tidur di kampus agar ngirit biaya. Ongkos pendidikannya didapat dari hasil kerja plus beasiswa di mana-mana. Kutipan keren darinya: “Sekolah itu soal niat, bukan duit.”

8. Irma Sryati

Irma juga kurang beruntung karena fisiknya tak sempurna. Tapi itu gak membuatnya minder dan terhambat untuk mendulang sukses. Berkat kegigihannya dalam berdagang karpet dan keset, kesuksesan datang sendiri

Dagangannya tembus hingga ke Australia dan Turki. Bersama suaminya yang juga cacat, Irma membuktikan bahwa duit hadir sendiri ke rumah jika ada kerja keras yang dilakoni walau terbatas di sana-sini.

9.ki

Raki, orang pekerja keras berusia 45 tahun asal Jepara, mengumbar senyum tiap hari di depan anak-anak meski cuma dibayar Rp 1.000 untuk jasanya. Dia jadi masinis odong-odong di kampung-kampung untuk menghidupi keluarganya.

Sesekali dia pergi ke kawasan wisata untuk mendapat lebih banyak penghasilan. Buah kerajinan dan keikhlasannya adalah istri bisa belanja dan anak-anak bisa sekolah. Indahnya….

 

Komentar